Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah
Robot Penembak Otomatis Buatan Yazid Alqahar |
TEKNOLOGI robot sudah banyak dikembangkan di negara maju, bahkan sudah
diaplikasikan di beberapa bidang, khususnya untuk membantu kaum difabel.
Di bidang militer juga sudah dikembangkan pesawat tanpa awak.
Jika
robot juga digunakan dalam operasi militer atau sejenisnya, bukan hanya
mempermudah, tapi juga bisa mengurangi korban manusia. Hal inilah yang
menginspirasi Muhammad Yazid Alqahar (20), mahasiswa Teknik Informatika
angkatan 2010 Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung. Ia
menciptakan robot penembak otomatis yang bisa diaplikasikan sebagai
senjata sungguhan yang dapat dimanfaatkan di bidang militer.
"Ide
awal muncul saat saya melihat di televisi, adanya korban jiwa dari pihak
aparat saat menumpas kejahatan. Kenapa tidak dibuat saja sebuah senjata
otomatis yang bisa digunakan untuk hal-hal seperti itu. Saya juga
berpikir, selama ini TNI kita butuh senjata untuk mempertahankan
Indonesia. Bagaimana kita buat sistem yang otomatisasi untuk membantu
pertahanan negara atau bantu mempermudah dalam menjaga Indonesia dari
pihak luar," kata Yazid, sapaan akrab mahasiswa asal Dumai, Riau, ini
saat ditemui di ruang Divisi Robot Unikom, Jalan Dipati ukur, Senin
(8/10/2012).
Awalnya, ia mencoba membuat program robot penembak
otomatis dengan menerapkan ilmu logaritma. Hanya dengan prosesor
sederhana, ia berhasil membuat program tersebut. Setelah program
selesai, ia mulai membuat robot senjata dengan membeli senjata mainan
sejenis airsoft gun. Lalu dirancanglah senjata ini menjadi sebuah robot
senjata yang dioperasikan melalui komputer. Pada senjata tersebut
dipasang laser, web cam (kamera kecil), serta kabel yang dihubungkan ke
komputer. Untuk menyangga senjata, dibuat penyangga dari besi. Dan untuk
mengaktifkan robot senjata ini juga terdapat kotak khusus untuk tempat
tombol on/off.
"Yang sulit dari robot senjata ini adalah membuat
software-nya, yakni untuk menentukan atau mendeteksi target yang akan
ditembak. Selebihnya tidak terlalu sulit, termasuk saat merencang
hardware-nya," kata mahasiswa yang hobi membuat program di komputer ini.
Kelebihan
robot senjata karyanya ini bisa mendeteksi target secara otomatis.
Robot juga secara otomatis mengarahkan sasarannya dan bisa berputar 140
derajat. Bahkan robot senjata ini bisa mendeteksi target yang bergerak.
Karena itu, robot senjata ini bisa dimanfaatkan sebagai senjata
antirudal. Robot ini bisa mendeteksi rudal dan menembaknya lebih dulu
sebelum rudal mengenai sasaran.
"Intinya, robot senjata ini saya
buat dengan sistem pengindraan menggunakan teknik pengelolaan citra,
yakni bagaimana robot bisa melihat seperti mata manusia. Karena semua
komputerisasi yang serba otomatis inilah, robot ini juga saya namakan
robot senjata otomatis," katanya.
Meski masih berupa purwa rupa
atau seperti mainan karena peluru yang digunakan juga peluru mainan
plastik yang biasa dimainkan oleh anak-anak, karyanya ini bisa
diaplikasikan menjadi senjata sungguhan yang bisa digunakan TNI sebagai
alat pertahanan.
Menurut dia, tinggal mengubah hardware-nya,
semisal diganti senjata sungguhan dan peluru sungguhan. Prosesornya
diganti dengan prosesor khusus. Adapun programnya tidak perlu diubah,
hanya tinggal disesuaikan.
Karyanya ini sudah diuji coba dengan
dua puluhan target. Senjata ditembakkan selama sepuluh detik dengan
akurasi 90 persen. Untuk menembak target hanya butuh setengah detik
dengan kecepatan 300 kaki/detik.
Cara kerja robot senjata seberat 5
kg ini, ujar Yazid, pertama-tama robot akan mengambil gambar target
melalui web cam. Setelah itu, gambar yang sudah didapat diolah atau
dibaca oleh program di komputer. Setelah dapat dibaca, sistem akan
mengarahkan senjata ke target tersebut. Lalu, secara otomatis kokang
senjata akan bergerak untuk menembak target.
Meski sudah cukup
bagus dan mendapat apresiasi dari juri di ajang Indonesia ICT Award
(INAICTA) 2012 dengan meraih medali emas pada September lalu, robot
senjata otomatis ini masih memiliki kekurangan, yakni belum bisa
membedakan kawan dan lawan. Ke depannya ia akan membuat program tersebut
agar bisa mendeteksi target yang seharusnya.
Bahkan robot senjata
otomatis ini akan bisa bergerak sendiri dengan memanfaatkan motor
penggerak hingga bisa berjalan ke arah mana pun. "Pastinya akan terus
dikembangkan. Ini robot karya saya yang pertama, tentu harapan saya bisa
dikembangkan lebih bagus lagi agar bisa dimanfaatkan menjadi sebuah
karya yang positif," katanya.
Robot senjata otomatis yang meraih
medali emas untuk kategori Aplicative Robot for University ini juga
pernah diikutkan dalam ajang Robogames April 2012 di Amerika Serikat dan
mendapat penghargaan di ajang tersebut. Namun saat itu robot senjata
belum bisa mendeteksi benda atau target bergerak. Bila tidak ada
halangan, robot senjata otomatis ini akan diikutkan dalam ajang
internasional Asia Pasific ICT Award (APICTA) yang akan digelar di
Brunei Darussalam pada bulan Desember mendatang.
0 komentar:
Post a Comment